Memahami perbedaan antara alergi dan sensitivitas makanan sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Meskipun sama-sama menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan, keduanya memiliki mekanisme yang berbeda secara medis.
Artikel ini akan membahas secara jelas apa itu alergi dan sensitivitas, makanan apa saja yang sering memicunya, serta langkah yang perlu diambil jika Anda mencurigai adanya reaksi terhadap makanan tertentu.
Apa Itu Alergi dan Sensitivitas Makanan?
Alergi: Ketika Sistem Imun Salah Menilai
Alergi makanan adalah reaksi berlebihan dari sistem imun terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya. Tubuh pun menghasilkan antibodi IgE yang memicu sel mast dan basofil melepaskan senyawa kimia seperti histamin. Hal inilah yang menyebabkan reaksi seperti gatal-gatal, pembengkakan, hingga anafilaksis.
Sebuah studi penting yang diterbitkan dalam Nature Immunology pada tahun 2020 menunjukkan bahwa sekitar 92% reaksi alergi makanan melibatkan jalur IgE, dan 68% gejala akut seperti ruam dan sesak napas disebabkan oleh pelepasan histamin yang mengaktifkan reseptor H1. Gejala ini bisa menyerang kulit, sistem pernapasan, atau pencernaan, tergantung pada respons individu.
Sensitivitas: Ketidaknyamanan di Sistem Pencernaan
Sementara itu, sensitivitas makanan atau intoleransi terjadi karena tubuh kesulitan memproses zat tertentu dalam makanan, bukan karena reaksi imun. Reaksi yang muncul lebih bersifat pencernaan. Salah satu contoh paling umum adalah intoleransi laktosa, yaitu ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa akibat kekurangan enzim laktase.
Gejala seperti kembung, gas, dan ketidaknyamanan di perut bisa muncul setelah mengonsumsi produk susu, tetapi reaksi ini tidak membahayakan nyawa. Walaupun tidak berbahaya, gejala ini tetap mengganggu aktivitas sehari-hari.
Makanan yang Paling Sering Menyebabkan Reaksi
Daftar Makanan Pemicu Alergi
Beberapa jenis makanan dikenal sebagai pemicu alergi yang umum. Di antaranya adalah:
- Telur
- Susu sapi
- Kedelai
- Gandum
- Makanan laut seperti udang atau kepiting
- Buah-buahan tertentu
- Kacang tanah dan berbagai jenis kacang pohon
Bagi mereka yang memiliki alergi terhadap makanan di atas, bahkan konsumsi dalam jumlah kecil dapat menimbulkan reaksi serius, sehingga harus sangat berhati-hati.
Pentingnya Diagnosis yang Akurat
Menghindari makanan tanpa pemeriksaan medis bisa berdampak negatif, terutama jika makanan tersebut mengandung nutrisi penting. Untuk memastikan apakah suatu makanan benar-benar menyebabkan reaksi, konsultasikan dengan dokter dan lakukan tes yang diperlukan.
Seberapa Umum Alergi Makanan?
- Data di Populasi Umum
Diperkirakan sekitar 1–5% orang dewasa mengalami alergi makanan. Angka ini bahkan bisa lebih tinggi pada orang yang juga memiliki alergi terhadap debu, serbuk sari, atau unsur lingkungan lainnya, karena seringkali saling berkaitan.
Alergi makanan lebih banyak ditemukan pada anak-anak. Sekitar 3–7% anak diketahui mengalami reaksi terhadap makanan tertentu. Kabar baiknya, banyak anak dapat sembuh dari alergi tertentu seperti susu, telur, dan gandum seiring bertambahnya usia.
- Faktor Keturunan Berperan
Riwayat keluarga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan risiko alergi. Jika salah satu anggota keluarga memiliki alergi, maka peluang seseorang untuk mengalami kondisi serupa juga meningkat. Meskipun begitu, setiap individu tetap memiliki peluang untuk mengatasi atau mengelola alergi dengan pendekatan yang tepat.
Anafilaksis: Reaksi Ekstrem yang Perlu Diwaspadai
- Apa Itu Anafilaksis?
Anafilaksis merupakan reaksi alergi ekstrem yang dapat membahayakan jiwa dan biasanya terjadi dalam hitungan menit setelah terpapar alergen. Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun drastis, kesulitan bernapas, hingga risiko henti jantung.
Kacang tanah merupakan salah satu penyebab umum anafilaksis, terutama di negara-negara seperti Amerika Serikat. Namun, makanan lain seperti seafood atau susu juga dapat memicu reaksi ini pada individu tertentu.
- Tindakan Darurat yang Harus Diambil
Jika terjadi reaksi anafilaksis, tindakan cepat sangatlah penting. Biasanya, suntikan epinefrin dibutuhkan untuk menstabilkan kondisi dan membuka saluran pernapasan. Menunda penanganan hanya akan memperparah kondisi dan berpotensi fatal. Oleh sebab itu, orang dengan alergi parah sebaiknya selalu membawa alat suntik epinefrin dan memiliki rencana darurat yang jelas.
Meski keduanya sama-sama menimbulkan reaksi negatif terhadap makanan, alergi dan sensitivitas berbeda secara mendasar. Alergi berkaitan dengan sistem imun dan bisa mengancam nyawa, sementara sensitivitas berkaitan dengan gangguan pencernaan dan lebih mudah diatasi.