Di balik megahnya Candi Prambanan yang berdiri gagah di Yogyakarta, tersimpan berbagai kisah menarik, arsitektur yang memukau, serta atmosfer budaya yang kuat. Kompleks candi ini bukan hanya menarik dari sisi arsitektur, namun juga menyimpan banyak cerita menarik, mitos, hingga nilai budaya yang tinggi.


Tak heran jika Candi Prambanan menjadi destinasi wisata populer sekaligus tempat yang digunakan untuk kegiatan spiritual oleh banyak orang. Namun, di balik keindahannya, tersimpan pula larangan dan aturan yang harus dihormati setiap pengunjung.


Nama Asli: Siwagrha, Bukan Sekadar Prambanan


Meski dikenal luas sebagai Candi Prambanan, sesungguhnya nama asli dari kompleks candi ini adalah Siwagrha, yang berarti "Rumah Siwa". Kata ini berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti "Rumah Siwa". Siwagrha dibangun sebagai penghormatan kepada Dewa Siwa yang dianggap sebagai tokoh utama dalam kepercayaan masyarakat pada masa itu. Penamaan ini memperlihatkan peran penting Dewa Siwa dalam filosofi pembangunan candi yang megah tersebut.


Makna Pembangunan Candi Prambanan


Pembangunan Candi Prambanan pada abad ke-9 Masehi mencerminkan kejayaan dan kekuatan kebudayaan lokal yang saat itu berkembang pesat. Dengan ketinggian mencapai 47 meter, Candi Prambanan berdiri sebagai lambang kemegahan dan pencapaian arsitektur tradisional yang mengesankan. Selain menjadi pusat kegiatan spiritual, pembangunan candi juga mencerminkan keinginan para penguasa saat itu untuk menciptakan pusat kebudayaan dan pemerintahan yang bersifat monumental dan abadi.


Arsitektur candi dirancang dengan sangat detail, di mana kompleksnya terdiri dari beberapa candi utama dan ratusan candi pendamping yang membentuk pola simetris dan harmonis. Relief pada dinding candi menggambarkan kisah-kisah klasik seperti Ramayana, yang turut memperkaya nilai seni dan sastra lokal.


Mitos Membangun Candi Dalam Satu Malam


Salah satu cerita paling populer yang berkaitan dengan Candi Prambanan adalah mitos pembangunan dalam waktu satu malam. Legenda ini berkisah tentang seorang pemuda sakti bernama Bandung Bondowoso yang jatuh hati pada seorang putri cantik bernama Roro Jonggrang. Sayangnya, sang putri tidak mencintainya dan mencoba menolaknya dengan memberikan syarat mustahil: membangun seribu candi hanya dalam satu malam.


Bandung Bondowoso dengan kekuatannya hampir menyelesaikan tugas tersebut. Namun, Roro Jonggrang menipu dengan membuat suasana pagi lebih cepat agar sang pemuda gagal menyelesaikan satu candi terakhir. Karena marah, Bandung Bondowoso pun mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca batu untuk melengkapi candi ke-seribu. Mitos ini begitu melekat dan sering menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang ke Prambanan.


Tempat Wisata dan Spiritualitas yang Menyatu


Kini, Candi Prambanan menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia, menarik ribuan pengunjung dari dalam maupun luar negeri setiap tahunnya. Kompleks ini menawarkan pengalaman wisata budaya yang lengkap, mulai dari panorama arsitektur klasik, pertunjukan seni seperti Sendratari Ramayana, hingga suasana yang menenangkan bagi mereka yang ingin mencari ketenangan batin.


Selain berfungsi sebagai tempat wisata, Prambanan juga masih digunakan untuk aktivitas spiritual. Suasana damai yang tercipta dari lingkungan sekitar membuat candi ini menjadi tempat yang cocok untuk refleksi dan menyatu dengan alam.


Larangan dan Aturan yang Harus Dihormati


Mengunjungi Candi Prambanan tidak hanya soal menikmati keindahannya, tetapi juga tentang menghargai nilai dan aturan yang berlaku di dalamnya. Ada beberapa larangan yang perlu diperhatikan oleh setiap pengunjung agar tidak mengganggu kesakralan tempat ini.


Beberapa aturan penting antara lain:


- Dilarang menaiki struktur candi tanpa izin, karena bisa merusak bagian penting dari bangunan yang sudah berusia ratusan tahun.


- Dilarang membawa makanan dan minuman ke area utama candi. Hal ini bertujuan untuk menjaga kebersihan situs bersejarah.


- Berpakaian sopan dan menjaga perilaku. Karena tempat ini dianggap sakral, pengunjung diharapkan menunjukkan sikap yang hormat.


- Menjaga ketenangan, terutama saat berada di area pusat, karena ada pengunjung lain yang mungkin sedang bermeditasi atau melakukan refleksi pribadi.


- Menghindari aktivitas yang merusak lingkungan sekitar. Termasuk membuang sampah sembarangan atau mencoret-coret dinding.


Dengan mengikuti larangan-larangan tersebut, Anda tidak hanya membantu menjaga kelestarian warisan budaya, tetapi juga ikut serta dalam menghormati nilai luhur yang terkandung di dalamnya.


Candi Prambanan adalah bukti nyata bahwa budaya dan peradaban Indonesia di masa lalu sudah sangat maju. Melalui arsitekturnya yang menakjubkan, kisah-kisah mistisnya, serta fungsinya sebagai tempat wisata dan kontemplasi, Prambanan menjadi bukti betapa kayanya budaya Indonesia. Namun, untuk menjaga keaslian dan kesakralannya, diperlukan kesadaran dari setiap pengunjung untuk mengikuti aturan dan bersikap hormat selama berada di kompleks candi.


simak video "Candi Prambanan"

video by "Daftar Populer"