Pernahkah Anda mencoba menanam tomat di jendela rumah dan merasa bangga ketika buah hijau kecil pertama muncul?


Bayangkan melakukan hal yang sama, tapi di lingkungan tanpa gravitasi, melayang-layang di dalam sebuah laboratorium logam yang berada 400 kilometer di atas permukaan Bumi, tanpa tanah, tanpa sinar matahari alami, dan dengan suara mesin yang terus berdengung menjaga kehidupan para astronot.


Itulah tantangan yang dihadapi para astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) ketika mereka bercocok tanam di luar angkasa. Namun, kegiatan ini bukan hanya sekadar hobi. NASA menjalankan eksperimen tanaman luar angkasa demi memecahkan salah satu tantangan terbesar dalam perjalanan luar angkasa: bagaimana memastikan manusia bisa bertahan hidup dan tetap sehat dalam misi panjang, baik ke Bulan, Mars, ataupun ke planet-planet lain.


Kenapa NASA Harus Menanam Tanaman di Luar Angkasa?


Ketika kita membayangkan perjalanan luar angkasa, yang muncul biasanya adalah roket, pakaian luar angkasa, dan satelit. Tapi bagaimana dengan makanan? Mungkin terdengar kurang menarik, tetapi justru ini aspek paling penting.


Di ISS, sebagian besar makanan masih dikirim dari Bumi dalam bentuk paket vakum. Ini cukup memadai untuk misi singkat. Tapi bagaimana jika misi tersebut berlangsung bertahun-tahun, seperti perjalanan ke Mars? Tidak mungkin mengandalkan pengiriman pasokan dari Bumi yang jaraknya sangat jauh.


Di sinilah peran tanaman luar angkasa sangat krusial. Tanaman tidak hanya menyediakan kalori, tetapi juga:


- Menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis


- Menyaring karbon dioksida dari udara


- Menyediakan makanan segar dengan rasa dan nilai gizi lebih baik


- Membantu kesehatan mental dengan mengurangi stres dan menciptakan koneksi dengan Bumi


NASA sudah mengirim tanaman ke luar angkasa sejak tahun 1980-an, namun baru dalam satu dekade terakhir mereka benar-benar serius mengembangkan pertanian di orbit.


Tanaman Apa Saja yang Sudah NASA Tanam di ISS?


NASA tidak menanam tanaman yang mewah atau buah eksotis. Mereka memilih tanaman yang tahan banting, cepat tumbuh, dan bermanfaat di lingkungan terbatas. Berikut beberapa tanaman yang sudah dicoba:


Selada Romaine Merah – Tanaman pertama yang tumbuh dan dimakan di luar angkasa (2015). Dipilih karena cepat tumbuh dan kaya nutrisi, dalam waktu sekitar 33 hari sudah bisa panen.


Zinnia – Bunga warna-warni yang tidak bisa dimakan, tapi ditanam untuk mempelajari bagaimana tanaman berbunga di kondisi tanpa gravitasi. Selain itu, zinnia juga membantu menaikkan semangat para astronot dengan keindahannya.


Lobak – Memiliki siklus pertumbuhan yang pendek dan mudah dirawat, lobak sangat cocok untuk eksperimen ini. NASA mempelajari bagaimana akar lobak berkembang tanpa gravitasi.


Gandum dan Arabidopsis (kerabat sawi) – Tanaman ini dipakai untuk mempelajari ekspresi gen dan pola pertumbuhan di luar angkasa.


Cabai (Española Improved) – Panen pertama cabai di luar angkasa berhasil pada tahun 2021. Cabai dipilih karena kaya nutrisi, memberikan rasa, serta menambah variasi menu yang cenderung hambar di luar angkasa.


Setiap tanaman memberikan informasi penting. Misalnya, sayuran daun bisa dipanen berkali-kali untuk menyediakan makanan segar, sementara cabai memberikan vitamin C dan antioksidan. Tanaman berbunga membantu memahami siklus reproduksi tanaman dalam kondisi mikrogravitasi, penting jika kita ingin menanam buah atau memproduksi biji selama misi panjang.


Bagaimana Tanaman Bisa Tumbuh di Luar Angkasa?


Tanpa gravitasi, air tidak mengalir ke bawah dan akar tanaman tidak "tahu" kemana harus tumbuh. NASA pun harus berinovasi.


Mereka menggunakan sistem seperti Veggie dan Advanced Plant Habitat, ruang tumbuh khusus dengan lampu LED, bantal akar, serta kontrol suhu dan kelembapan yang ketat.


Berikut cara kerjanya:


- Lampu LED meniru cahaya matahari dengan gelombang merah, biru, dan hijau


- Air diberikan dengan sangat presisi lewat sumbu atau suntikan agar tidak melayang-layang


- Aliran udara dikendalikan untuk mencegah jamur atau kelembapan berlebih


- Kamera dan sensor memantau kesehatan tanaman secara real-time


Karena ruang sangat terbatas, setiap tanaman harus optimal dalam memberikan hasil. NASA mencatat nutrisi, kecepatan tumbuh, efisiensi sumber daya, dan manfaat kesehatan bagi kru.


Kenapa Ini Penting untuk Masa Depan Perjalanan Luar Angkasa?


Jika kita serius membangun pangkalan di Bulan atau mengirim manusia ke Mars, tanaman bukan lagi pilihan, mereka menjadi kebutuhan. Tanaman membantu menutup siklus sistem pendukung kehidupan, menjadikan pesawat ruang angkasa dan habitat lebih mandiri.


NASA membayangkan masa depan di mana:


- Astronot menanam tanaman secara bergiliran dalam pertanian vertikal


- Air bekas pakai kru digunakan kembali untuk menyuburkan tanaman


- Sampah tanaman dikomposkan atau dimanfaatkan ulang


- Makanan segar meningkatkan semangat dan kesehatan fisik kru


Ini bukan sekadar proyek sains, melainkan cetak biru awal bagaimana manusia bisa tinggal dan berkembang di luar Bumi. Bisa dibilang, ini adalah "kebun belakang" pertama di Mars.


Pelajaran untuk Bumi


Ironisnya, teknologi yang dirancang untuk luar angkasa juga dapat membantu menyelesaikan masalah di Bumi. Penelitian tanaman NASA telah menginspirasi:


- Pertanian hemat air di daerah kering


- Lampu LED untuk berkebun dalam ruangan di perkotaan


- Pertanian vertikal yang ringkas, butuh sedikit lahan dan tanpa tanah


Di tengah perubahan iklim yang mengancam pertanian global, inovasi dari luar angkasa bisa membantu kita menanam lebih banyak dengan sumber daya lebih sedikit.


Apa Langkah Berikutnya?


NASA belum berhenti bereksperimen. Dalam misi-misi mendatang, mereka berencana mencoba:


- Tomat dan stroberi sebagai sumber kalori lebih tinggi


-Kacang-kacangan sebagai sumber protein


- Microgreens untuk makanan cepat panen dan kaya nutrisi


Suatu saat nanti, astronot mungkin bisa menanam dan memanen benih sendiri, menutup siklus hidup tanaman sepenuhnya. Itu akan menjadi tonggak besar, bukan hanya dalam ilmu tanaman, tetapi juga dalam impian manusia hidup dan berkembang di luar Bumi.


Jadi, lain kali Anda menyiram kemangi atau mengecek bayam di jendela, ingatlah, di suatu tempat jauh di atas sana, seorang astronot mungkin sedang melakukan hal yang sama. Dan tindakan kecil penuh perhatian itu… sedang membentuk masa depan perjalanan luar angkasa.