Tremor atau getaran pada tubuh merupakan gejala klinis yang bisa muncul akibat berbagai gangguan neurologis.
Dua kondisi yang paling sering menimbulkan tremor adalah Tremor Esensial (ET) dan Penyakit Parkinson (PD).
Meski kedua penyakit ini memiliki gejala yang tampak serupa, yaitu getaran yang tidak terkendali, namun keduanya memiliki mekanisme, perkembangan, dan penanganan yang sangat berbeda. Pemahaman yang mendalam tentang perbedaan ini sangat penting, karena dapat memengaruhi kualitas perawatan yang diberikan kepada pasien.
Tremor Esensial
Tremor esensial umumnya berupa tremor aksi, yang muncul saat melakukan aktivitas sukarela seperti menulis atau mengangkat barang. Tremor ini sering kali terjadi pada tangan dan lengan bawah, namun dapat juga melibatkan kepala atau suara. Biasanya, tremor ini dimulai secara bilateral, artinya mempengaruhi kedua sisi tubuh secara simetris. Selain itu, tremor ini bisa semakin parah ketika pasien mengalami stres emosional atau kelelahan.
Tremor Parkinsonian
Sebaliknya, tremor yang ditemukan pada penyakit Parkinson biasanya muncul saat otot dalam keadaan rileks, atau yang dikenal dengan istilah tremor istirahat. Tremor ini biasanya menghilang saat seseorang melakukan gerakan sengaja. Pada awalnya, tremor ini hanya terjadi di satu sisi tubuh, umumnya dimulai di tangan, dan seiring waktu dapat menyebar ke sisi tubuh yang lain. Seiring perkembangan penyakit, pasien akan mengalami gejala tambahan, seperti penurunan kecepatan gerakan dan kekakuan otot, yang membedakan Parkinson dengan tremor esensial yang lebih terbatas pada gejala tremor itu sendiri.
Tremor esensial saat ini dipahami sebagai gangguan pada sistem saraf pusat dengan kemungkinan faktor keturunan. Berbeda dengan penyakit Parkinson, tremor esensial tidak menunjukkan adanya kerusakan sel yang konsisten atau perubahan struktural pada otak. Sementara itu, penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang menyerang bagian otak yang bertanggung jawab untuk produksi dopamin, yaitu neurotransmitter yang sangat penting dalam koordinasi gerakan yang halus. Kekurangan dopamin inilah yang menyebabkan tremor khas Parkinson serta berbagai gejala motorik dan non-motorik lainnya.
Membedakan antara tremor esensial dan penyakit Parkinson bisa menjadi tantangan, terutama pada tahap awal penyakit. Evaluasi klinis melibatkan pengamatan yang teliti terhadap karakteristik tremor, seperti lokasi, frekuensi, dan faktor pemicu, serta pemeriksaan untuk tanda-tanda neurologis lainnya. Teknik pencitraan yang canggih dan pengujian elektrofisiologis dapat membantu mendukung diagnosis, meskipun konfirmasi akhir sering kali bergantung pada keahlian klinis.
Dr. Joseph Jankovic, seorang neurolog spesialis gangguan gerakan yang diakui secara internasional, menyatakan, "Penting bagi pasien untuk mendapatkan diagnosis yang akurat sejak dini agar mereka bisa menerima perawatan, edukasi, dan dukungan yang tepat." Hal senada juga disampaikan oleh Dr. Rees Cosgrove, seorang ahli bedah saraf terkemuka, yang menekankan, "Keberhasilan pengobatan sangat bergantung pada seberapa cepat seorang dokter dapat membuat diagnosis."
Pendekatan pengobatan untuk tremor esensial dan penyakit Parkinson sangat berbeda. Pada tremor esensial, pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan seperti propranolol atau primidon yang terbukti efektif meredakan gejala tremor. Jika tremor terasa sangat mengganggu dan tidak merespon obat, intervensi non-farmakologis, seperti stimulasi saraf atau bahkan pembedahan, dapat dipertimbangkan untuk membantu mengurangi dampaknya.
Di sisi lain, pengelolaan penyakit Parkinson lebih kompleks karena melibatkan pengobatan yang bertujuan untuk meningkatkan kadar dopamin dalam otak. Penggunaan obat-obatan yang meningkatkan kadar dopamin, seperti levodopa, sering menjadi pilihan utama dalam pengobatan Parkinson. Seiring perkembangan penyakit, penyesuaian pengobatan dan tambahan terapi lainnya akan dibutuhkan untuk mengatasi berbagai gejala motorik dan non-motorik yang lebih luas.
Meskipun tremor esensial dan penyakit Parkinson dapat menampilkan gejala yang serupa, perbedaan dalam karakteristik tremor, progresi penyakit, dan gejala tambahan lainnya akan sangat memengaruhi cara diagnosis dan pengobatannya. Oleh karena itu, penting untuk mendeteksi kondisi ini dengan cepat dan akurat agar pasien bisa mendapatkan penanganan yang sesuai.
Penelitian yang terus berkembang semakin membuka pemahaman lebih dalam tentang patofisiologi kedua kondisi ini dan semakin memperbaiki strategi pengobatannya. Bagi Anda atau orang terdekat yang mungkin mengalami tremor, segera konsultasikan ke dokter spesialis saraf untuk diagnosis yang tepat dan pengelolaan yang optimal. Jangan biarkan gejala mengganggu kualitas hidup Anda!