Apakah Anda sering merasa seperti pusing saat baru bangun tidur? Banyak orang menganggap hal biasa. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kondisi tersebut bukan sekadar “belum sepenuhnya bangun.”


Fenomena ini dikenal sebagai sleep inertia atau ineria tidur, yaitu kondisi otak yang belum sepenuhnya aktif setelah terbangun, dan ternyata, bisa berdampak serius!


Sleep Inertia: Saat Otak Masih Setengah Tidur


Sleep inertia adalah fase sementara di mana otak belum kembali bekerja secara optimal setelah bangun dari tidur, terutama jika bangun secara tiba-tiba dari tidur dalam tahap dalam (deep sleep). Selama masa ini, aliran darah ke bagian otak depan, yang berperan dalam pengambilan keputusan, ingatan, dan konsentrasi, masih rendah. Akibatnya, seseorang akan mengalami penurunan fungsi kognitif, respon lambat, hingga kesulitan berpikir jernih.


Sebuah studi tahun 2023 menggunakan pemindaian otak (fMRI) menemukan bahwa saat seseorang bangun, bagian otak yang mengatur kesadaran dasar seperti batang otak dan thalamus aktif lebih dulu. Namun, area frontal otak yang penting untuk berpikir logis dan fokus, aktif belakangan. Jadi, meskipun mata sudah terbuka, otak belum sepenuhnya "online."


Bagi profesi dengan tanggung jawab tinggi seperti petugas medis atau operator kendaraan, kondisi ini bukan hanya mengganggu tetapi bisa berbahaya.


Waktu Bangun yang Tidak Sesuai Ritme Tubuh


Salah satu penyebab utama pusing di pagi hari adalah ketidaksesuaian antara waktu bangun dengan ritme sirkadian tubuh, yaitu jam biologis yang mengatur kapan tubuh sebaiknya tidur dan bangun. Ritme ini dikendalikan oleh bagian otak yang disebut suprachiasmatic nucleus (SCN).


Bagi orang dengan pola tidur malam (atau biasa disebut night owl), bangun pagi bisa menjadi “siksaan”. Tubuh mereka masih dalam fase malam biologis, suhu tubuh rendah, dan hormon kantuk (melatonin) masih tinggi. Maka wajar jika pikiran terasa berat saat terpaksa bangun sebelum waktunya.


Menurut ahli saraf Dr. Lance Kriegsfeld, "Otak tidak bisa langsung berfungsi hanya karena alarm berbunyi. Kalau ritme biologis masih dalam mode malam, bagian otak yang bertanggung jawab atas fokus dan memori belum siap bekerja."


Hal ini sering terjadi pada orang yang mengalami jet lag, kerja shift bergilir, atau gangguan ritme tidur seperti delayed sleep phase syndrome (DSPS).


Faktor Kimia Otak: Peran Adenosin dan Hormon Pagi


Selain ritme sirkadian, faktor kimia dalam otak juga berperan. Salah satunya adalah adenosin, senyawa yang menumpuk saat terjaga dan membuat kita merasa mengantuk. Walaupun adenosin berkurang saat tidur, proses pembersihannya tidak langsung selesai, apalagi jika tidurnya singkat atau terfragmentasi. Akibatnya, adenosin yang tersisa bisa menekan neuron-neuron yang bertugas membangunkan otak.


Di sisi lain, kortisol, hormon yang biasanya meningkat menjelang bangun, membantu membangkitkan energi dan kewaspadaan. Gangguan dalam pelepasan kortisol di pagi hari dapat menyebabkan seseorang merasa tetap mengantuk dan sulit berkonsentrasi, bahkan setelah tidur cukup.


Tahap Tidur yang Menentukan Kualitas Bangun


Tahapan tidur yang terputus saat bangun juga mempengaruhi tingkat keparahan sleep inertia. Jika seseorang dibangunkan dari tahap tidur terdalam (slow-wave sleep atau N3), maka rasa linglung dan lemas akan jauh lebih parah dibandingkan jika dibangunkan dari tidur ringan atau REM (Rapid Eye Movement).


Studi menggunakan polisomnografi menunjukkan bahwa mereka yang terbangun dari N3 memiliki waktu reaksi yang lebih lambat dan tingkat kantuk subjektif yang lebih tinggi, meskipun durasi tidurnya cukup.


Waspadai Jika Pusing Pagi Terlalu Parah


Meskipun biasanya hanya berlangsung singkat, sleep inertia yang berlangsung lama atau sering terjadi bisa menjadi tanda gangguan kesehatan. Misalnya, kondisi seperti hipersomnia idiopatik, episode depresi tertentu, atau gangguan tidur yang menyebabkan tidur tidak menyegarkan.


Pasien dengan keluhan ini sebaiknya menjalani pemeriksaan mendalam seperti pemantauan aktivitas harian (aktigrafi), tes hormon, dan studi tidur untuk mengetahui apakah ada masalah dalam struktur atau kualitas tidurnya.


Pusing di pagi hari bukan cuma soal tidur malam yang kurang atau tidak nyenyak. Ini adalah hasil interaksi kompleks antara aliran darah ke otak, perubahan hormon pagi, dan tahap tidur saat dibangunkan. Jika tidak dipahami, bisa berdampak serius, terutama bagi mereka yang harus mengambil keputusan penting segera setelah bangun.


simak video "Penjelasan fakta sleep inertia"

video by "Anita Djatmiko"