Pernahkah Anda merasa merinding saat mendengar musik yang sangat menyentuh atau ketika suhu tiba-tiba turun drastis? Reaksi kulit yang menimbulkan bulu berdiri ini dikenal sebagai piloereksi, atau lebih sering disebut dengan goosebumps.
Walau sering dianggap sebagai sisa dari masa evolusi manusia purba, reaksi ini sebenarnya menyimpan banyak informasi menarik tentang sistem saraf dan emosi manusia.
Apa Itu Piloereksi dan Mengapa Terjadi?
Piloereksi terjadi ketika otot kecil yang menempel pada folikel rambut di kulit, disebut otot arrector pili, berkontraksi. Kontraksi ini dipicu oleh sistem saraf simpatik, bagian dari sistem saraf otonom yang bertanggung jawab atas respons "lawan atau lari".
Menurut Dr. Christopher Minson, seorang profesor fisiologi manusia dari University of Oregon, proses ini dikendalikan oleh stimulasi adrenergik, terutama melibatkan hormon norepinefrin. Ketika jalur saraf ini aktif, rambut di tubuh berdiri tegak dan menciptakan tampilan kulit yang tampak berbintik-bintik.
Tidak Hanya Karena Dingin, Emosi Juga Berperan
Meski sering muncul saat Anda terpapar suhu dingin, piloereksi juga bisa terjadi karena dorongan emosi kuat seperti ketakutan, kejutan, atau bahkan kenangan menyentuh. Reaksi emosional ini melibatkan bagian otak yang berbeda namun saling terhubung, seperti insula, korteks singulat anterior, dan korteks prefrontal ventromedial.
Penelitian terbaru yang diterbitkan di Social Cognitive and Affective Neuroscience tahun 2023 menunjukkan bahwa area otak tersebut memiliki peran penting dalam mengatur emosi dan persepsi tubuh secara internal (interosepsi). Inilah yang menjadikan piloereksi sebagai indikator fisiologis terhadap rangsangan emosional yang signifikan.
Evolusi Lama, Reaksi Masih Bertahan
Dalam pandangan evolusi, piloereksi dulunya berfungsi untuk membuat manusia purba tampak lebih besar saat menghadapi ancaman dan untuk membantu mempertahankan suhu tubuh dengan menciptakan lapisan udara hangat di antara kulit dan rambut. Meski kini kita sudah tidak lagi memiliki bulu tubuh lebat seperti nenek moyang kita, refleks ini tetap bertahan.
Dr. Hugo Critchley dari Brighton and Sussex Medical School mengusulkan teori bahwa piloereksi modern mungkin berkaitan dengan termoregulasi emosional. Artinya, perubahan emosional juga dapat menciptakan pergeseran dalam persepsi suhu internal, yang kemudian memicu jalur saraf yang sama seperti saat tubuh mengalami cuaca dingin.
Signifikansi Klinis dalam Dunia Medis
Walau umumnya tidak berbahaya, piloereksi kadang bisa menjadi petunjuk terhadap gangguan saraf atau sistem endokrin. Salah satu contoh adalah kejang pilomotor, jenis kejang otonom yang ditandai dengan piloereksi berulang, kadang tanpa gejala lain. Kejang ini sering dikaitkan dengan epilepsi lobus temporal, sebagaimana dilaporkan dalam Epilepsy & Behavior Reports tahun 2022.
Selain itu, piloereksi yang muncul secara tidak simetris atau hanya di sebagian tubuh bisa menandakan adanya gangguan saraf lokal atau disfungsi sistem saraf otonom. Kondisi ini dapat mendorong dokter untuk menyelidiki kemungkinan adanya kelainan di tulang belakang atau saraf tertentu. Di bidang dermatologi, kondisi seperti lichen pilaris yang menyerupai goosebumps secara visual sering disalahartikan. Padahal, asal muasal dan pengobatannya berbeda, sehingga diagnosis yang akurat sangat penting.
Peran Hormon dalam Reaksi Merinding
Kelenjar adrenal, khususnya bagian medula adrenal, memiliki peran kunci dalam memicu piloereksi melalui pelepasan hormon epinefrin dan norepinefrin. Hormon ini akan menempel pada reseptor adrenergik di otot arrector pili dan memicu kontraksi.
Dr. William Young, ahli endokrinologi senior di Mayo Clinic, menyebut bahwa meski jarang, munculnya goosebumps secara terus-menerus bisa jadi berkaitan dengan tumor penghasil katekolamin, seperti feokromositoma. Walau kasus ini sangat jarang, penting untuk diperiksa jika reaksi piloereksi terjadi terlalu sering tanpa sebab yang jelas.
Meski tampak sepele, fenomena bulu kuduk berdiri menyimpan kisah kompleks tentang bagaimana tubuh manusia merespons lingkungannya, baik secara fisik maupun emosional. Piloereksi menjadi bukti nyata bagaimana sistem saraf, kulit, dan otak bekerja sama secara harmonis, bahkan dalam reaksi sekecil pun.
simak video "mengapa tubuh merasa merinding"
video by " Hidup Sehat tvOne"