Tahun 2025 menjadi titik balik penting dalam industri otomotif global. Meskipun penjualan mobil secara keseluruhan hanya diprediksi naik sekitar 1,7%, mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) justru mengalami lonjakan besar.


Pertumbuhan pasar EV diperkirakan mencapai 30% tahun ini, angka yang menunjukkan bahwa tren ini bukan sekadar sensasi sesaat. Revolusi kendaraan listrik kini benar-benar sedang berlangsung, dan data pun mendukungnya.


Apa yang Memicu Ledakan EV di Tahun 2025?


Jika melihat ke belakang, tahun 2024 bukanlah tahun yang mulus bagi banyak produsen mobil, khususnya di kawasan Eropa dan Amerika Serikat. Banyak dari mereka memilih menunda rencana jangka panjang terkait pengembangan EV akibat ketidakpastian regulasi dan penyesuaian insentif pajak yang membuat konsumen ragu untuk beralih ke kendaraan listrik.


Namun, satu kejutan besar datang dari Tiongkok. Negara ini mencatat lonjakan penjualan EV lebih dari 50% dalam satu tahun, sebuah gebrakan yang langsung mengguncang pasar global dan memaksa para kompetitor untuk mempercepat langkah mereka. Dari situ, 2025 menjadi tahun penuh potensi dan dorongan kuat bagi pertumbuhan mobil listrik secara global.


Bagaimana Kondisi Dunia Saat Ini?


Menurut proyeksi dari S&P Global Mobility, penjualan mobil penumpang berbasis baterai diperkirakan mencapai 15,1 juta unit secara global pada tahun 2025. Ini berarti pangsa pasar EV naik dari 13,2% tahun lalu menjadi 16,7% tahun ini. Meski permintaan meningkat drastis, dua tantangan besar tetap mengintai: ketersediaan produk yang menarik di mata konsumen dan kemampuan untuk menarik lebih banyak pengguna baru yang belum terbiasa dengan teknologi EV.


Pasar Eropa: Pergerakan Lambat tapi Mulai Bergeser


Di kawasan Eropa, penjualan mobil hampir stagnan. Diprediksi hanya tumbuh tipis 0,1% tetap berada di angka sekitar 15 juta unit. Beberapa faktor seperti harga kendaraan yang tinggi, berkurangnya subsidi pemerintah, serta hambatan kebijakan menjadi penghalang utama. Meskipun demikian, regulasi emisi baru yang sangat ketat mulai 2025 membuat para produsen tak punya pilihan selain berinovasi. Hal ini perlahan mendorong pergeseran ke arah elektrifikasi kendaraan.


Amerika Serikat Mulai Mengejar


Sementara itu di Amerika Serikat, tren kendaraan listrik juga menunjukkan kemajuan positif. S&P Global memperkirakan total penjualan mobil akan naik sebesar 1,2%, mencapai 16,2 juta unit pada tahun ini. EV diperkirakan menguasai lebih dari 11% pasar, naik dari sekitar 10% tahun lalu. Walau ada dinamika kebijakan yang bisa mempengaruhi arah industri, inisiatif lokal seperti insentif EV di negara bagian California tetap memberikan semangat bagi pergeseran ke kendaraan bebas emisi.


Tiongkok Tetap Jadi Pemimpin Global


Tak diragukan lagi, Tiongkok masih menjadi pasar otomotif terbesar di dunia, dan dominasinya di sektor kendaraan listrik semakin kuat. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, program tukar tambah kendaraan lama, serta penurunan harga baterai, penjualan mobil di negara ini diperkirakan tumbuh 3%, mencapai 26,6 juta unit. EV akan menyumbang hampir 30% dari total penjualan tersebut, dipimpin oleh merek-merek unggulan seperti BYD, Changan, dan Tesla.


Jepang Mulai Menyesuaikan Diri


Di Jepang, permintaan kendaraan perlahan membaik setelah masa sulit di 2024. Namun, karena industri otomotif Jepang sangat mengandalkan ekspor, terutama ke Amerika Serikat, tekanan tetap ada. Meski adopsi EV di dalam negeri masih relatif lambat, Jepang kini sedang mengatur ulang strategi agar tetap relevan dalam peta persaingan kendaraan listrik global.


Produksi Global 2025: Stabil Tapi Waspada


Secara keseluruhan, produksi kendaraan dunia diperkirakan turun tipis 0,4% di 2025, menjadi sekitar 88,7 juta unit. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh berbagai ketidakpastian ekonomi global. Meski begitu, produksi di Tiongkok tetap stabil bahkan tumbuh sedikit 0,1%, mencapai 29,6 juta unit. Di Amerika Utara, produksi justru bisa turun hingga 2,4% karena berbagai tantangan ekonomi domestik.


Kendaraan listrik kini bukan lagi masa depan, mereka adalah masa kini yang sedang berkembang pesat. Didukung oleh kemajuan teknologi, perubahan preferensi konsumen, dan dorongan kuat dari pasar utama seperti Tiongkok, arah industri otomotif sedang berubah total. Namun, tantangan tetap ada. Para produsen perlu meningkatkan daya tarik produk mereka, memperluas jangkauan infrastruktur pengisian daya, serta memastikan bahwa mobil listrik benar-benar menjadi pilihan utama bagi masyarakat luas.


Jadi, bagaimana menurut Anda? Apakah gelombang kendaraan listrik ini akan terus membesar, atau justru mulai melambat? Apakah Indonesia siap menyambut era baru ini? Yuk, bagikan pendapat Anda!